museum ullen sentaluYogyakarta

Mengenal Budaya jawa Lewat Museum Ullen sentalu


pintu gerbang awal

Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu museum yang berada di Yogyakarta yaitu museum ullen sentalu dalam rangka kegiatan kuliah lapangan. Kami berangkat pada pukul 08.00 wib dari kampus Stipram dan sampai disana pada pukul 08.45 dan langsung bertemu dengan dosen kami Bpk Rezi untuk di beri pengarahan dalam melakukan kegiatan kuliah lapangan.
Setelah itu kami langsung masuk dan membayar tiket masuk; Pengunjung Internasional ( dewasa ) : Rp 50.000 Pengunjung Internasional ( anak – anak 5 – 16 tahun ) : Rp 30.000 Pengunjung lokal  ( dewasa, kartu KITAS ) : Rp 30.000 Pengunjung lokal ( anak – anak 5 – 16 tahun ) : Rp 15.000.
kemudian kami langsung masuk dan lansung disambut oleh tour guide kami yaitu kak ambar beliau menjelaskan Nama museum Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita., setelah saya selesai mendengarkan dan mencatat dari penjelasan tour guide maka di  pariwisata kita mengenal prinsip 3 A yaitu Atraksi Akses; dan Akomodasi secara atraksi museum ini menawarkan beberapa atraksi yang menurut saya cukup bagus diantaranya adalah




Ruang Selamat Datang
Selain sebagai “Ruang Penyambutan tamu/pengunjung museum”, di  bagian ruang ini juga terdapat banner latar belakang pendirian museum Ullen Sentalu serta arca Dewi Sri, simbol kesuburan.
Ruang Seni Tari dan Gamelan
Ruang ini memamerkan seperangkat gamelan dan beberapa ornamaen tari dari kasultanan Yogyakarta. Dua ruangan ini menampilkan koleksi batik dari era Sultan HB VII - Sultan HB VIII dari Kraton Yogyakarta serta Sunan PB X hingga Sunan PB XII dari Surakarta.  Melalui koleksi tersebut terlihat suatu proses seni dan daya kreasi masyarakat Jawa  dalam menuangkan filosofi yang dianutnya melalui corak motif batik. Perpaduan  keindahan seni batik dan makna-makna filosofis yang dikandungnya menguak suatu  warisan budaya intangible yang sangat kaya.
Ruang Putri Dambaan
Ruang ini dikatakan sebagai album hidup GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Menampilkan dokumentasi  foto pribadi dari masa kanak-kanak hingga pernikahannya (1921-1951). Melalui foto- foto tersebut tersaji muatan budaya yang bersifat intangible, seperti: ritual-ritual  tahapan kehidupan seorang putri kraton beserta segala pernak-perniknya yang  merupakan kekayaan warisan budaya Jawa. Ruang ini sangat istimewa karena terasa  kedekatannya dengan Sang Tokoh, yang meresmikan sendiri Ruang Putri Dambaan  tersebut pada ulang tahun ke-81 pada tahun 2002. Seperti ada ikatan batin antara  tokoh dan Ruang Putri Dambaan karena album perjalanan hidup putri  Mangkunegaran ini dititipkan secara pribadi dalam ruang tersebut di Museum Ullen  Sentalu..
Sasana Sekar Bawana
Di ruang ini dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram, lukisan tari sakral Bedhaya Ketawang, serta lukisan dan patung dengan tata rias pengantin gaya Yogyakarta. Pengunjung bisa beristirahat dan mencerna segala informasi yang diberikan pemandu dari awal. Sementara itu, pemandu akan menyuguhkan sebuah  minuman spesial yaitu Ratu Mas. Minuman dengan resep rahasia dari 7 bahan alami  ini dipercaya bisa memberi kesehatan dan awet muda.
Atraksi diatas hanyalah beberapa dari koleksi museum ullen sentalu ,karena ada beberapa lokasi yang sedang mengalami pemugaran dan perbaikan. Unttuk A yang berikutnya adalah Akses, di museum ini terdapat beberapa fasilitas yaitu
Tour Guide
  Di Museum Ullen Sentalu tidak menggunakan label pada koleksi yang dipamerkan tetapi mengandalkan tour guide yang salah satunya yaitu  kak ambar . Akan terasa tidak membosankan karena adanya seorang guide yang interaktif menjelaskan setiap display dari koleksi  yang dipamerkan akan tetapi keitika masuk kita tidak diperbolehkan untuk memfoto dari benda ataupun bangunan yang terdapat di dalam museum ini, mungkin ini adalah salah satu trik agara para pengunjung berkonsentrasi untuk mendengar dan melihat koleksi sesuai dengan perintah tour guide
Taman



  



Selain bangunan fisik, areal Taman Kaswargan didominasi oleh hutan alami dan bagian-bagian taman yang menonjolkan atmosfer pegunungan. Pada bagian-bagian  tertentu terdapat patung-patung yang menjadi museum outdoor.
Restauran
  Di museum ini terdapat restaurant yang berda di dalam area museum ini

Parkir

Untuk area parker sendiri Ullen sentalu memiliki lahan parkir yang sangat luasdan dekat dengan lokasi museum sehiingga para wisatawan dapat memarkir kendaraanya dengan nyaman dan juga lokasi parker ini tidak jauh dari lokasi museum dan tidak ada pungutan biaya parkir

Toilet
Untuk toilet sendiri saya rasa cukup bersih , Toilet disediakan di beberapa titik didalam museum maupun di luar  sehingga pengunjung tidak perlu bingung untuk mencari toilet
Dan A selanjutnya adalah akomodasi , untuk akomodasi sendiri saya menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dengan perjalanan selama 45 menit dari kota Yogyakarta dan saya merasakan selama perjalanan keaadan jalan sudah baik dan terawat, akan tetapi kurang tepatnya penenpatan petunjuk jalan dapat membuat bingung para wisatawan untuk menuju lokasi.

Secara keseluruhan museum ini sangatlah layak untuk di kunjungi karena museum ini dapat mengenalkan budaya jawa khususnya sehingga nantinya masyarakat dapat mengerti dan mengenal budaya nya sendiri dan juga dapat mengenalkan budaya jawa di kancah dunia internasional . selain itu juga pengelola harus segera menyelesaikan beberapa titik bangunan yang belum jadi sehingga pengunjung bisa menikmati museum dengan maksimal dan juga pemerintah membuat beberapa petunjuk jalan yang lebih banyak dan jelas sehingga para wisatawan tidak mengalami kebingungan untuk menuju lokasi wisata tersebut.
salah satu rombongan mahasiswa Stipram

Komentar